2 ADAT TEMANGGUNG
1. SADRANAN
Sadranan di kampung saya biasanya diadakan 3 kali dalam setahun, namun yang paling spesial dan berbeda adalah Nyadran Ndabyah. Ndabyah berasal dari tempatnya sendiri, yaitu bukit Gedabyah. Sebuah bukit yang terdapat sumber air di bawah pohon beringin.
Acara tersebut digelar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan jamuan makan plus penyembelihan seekor domba jantan. Penduduk desa membantai dan memasak di sana bersama-sama. Acara ini diadakan setiap hari Jumat Pengupahan, bertepatan dengan jam 10 pagi pada hari Jumat sebelumnya. Warga akan mengisi ruang dan membentuk barisan untuk duduk seperti pesta, sementara warga membawa berbagai makanan yang dibawa dari rumah.
Acara diawali dengan pembacaan tahlil bersama yang dipimpin oleh bapak desa Menongso. Setelah itu daging kambing dibagi atau dibagi, satu mangkuk untuk satu kepala keluarga dan kemudian semua makan bersama. Tak lupa ia juga menyantap makanan yang dibawa dari rumah. Warga juga memberikan makan kepada guafa yang berasal dari luar dusun Menongso untuk menyaksikan acara tersebut.
Suasana disana sangat mistis, karena tempatnya yang sangat subur dan penuh dengan pepohonan besar dan tempat tersebut sering disebut oleh masyarakat sekitar sebagai padepokan bukit Gedabyah, atau padepokan Madu Ganda yang dulunya digunakan sebagai tempat bersemedi oleh masyarakat. sekitar Jogjakarta dan sekitarnya.
Menurut cerita sesepuh desa, pada suatu ketika ada orang yang menunggang kuda dari wilayah selatan, melakukan ritual atau meditasi selama 40 hari 40 malam. Anehnya, menurut cerita, pria dan kudanya menghilang, tetapi setelah 40 hari pria itu muncul kembali dan turun ke pertapaan. Kedua, adanya mitos bahwa dusun-dusun dari sumber yang sama, yaitu dari mulut Gunung Gedabyah, tidak boleh dikawinkan atau disatukan.
Hal ini benar, karena dua dusun yang berasal dari tuk Gedabyah adalah dusun Menongso di barat, dan dusun Gendungan di timur laut tuk Gedabyah. Menurut tetua desa antara dua dusun, yang disebut saudara laki-laki susu tunggal Atau saudara tiri, tidak ada yang menikah. Merupakan kegiatan di Dusun Menongso Desa Kemloko yang masih dilakukan secara turun temurun sebagai kegiatan adat atau budaya.
2. TRADISI MANISAN / KUPATAN
Temanggung memiliki tradisi yang masih dilestarikan, tinggi dan terkenal. Bagi penduduk desa yang sedang menanam atau menanam padi. Bentuk sukui petani seperti itu, mereka merayakan MANIS atau "kupatan" lainnya setelah panen padi.
Komentar
Posting Komentar